Jumat, 20 Mei 2011

PENGETAHUAN FOTOGRAFI MAKRO

 BELAJAR UNTUK MENDAPATKAN FOTO MAKRO

 pelajaran ini saya ambil dari salah satu blog di internet, sengaja saya kopi paste sebagai bahan pelajaran, maaf bukan kenapa saya copy paste, agar untuk mempelajari gampang artinya ; kalau lengkap tidak bingung, ayo kita belajar bareng...........

Macrofotografi semakin banyak peminatnya dari waktu ke waktu, boleh jadi karena salah satu alasannya karena kekaguman kita terhadap sesuatu yang luar biasa yang tidak cukup nampak oleh mata kita secara langsung. Alasan diatas saya persempit dari objek foto makro yg begitu luas, Mengapa ? karena saya ngin mengarahkan pembicaraan ini pada objek binatang kecil dan Objek lain semisal butir.
Macrofotografi sendiri adalah aliran fotografi yang melihat segala sesuatu dalam dunia yang lebih kecil guna mengeksplorasi detil dan tekstur sebuah objek yang tidak nampak secara kasat mata.
Dalam tulisan ini saya tidak akan mengupas secara mendalam tentang macrofotografi dalam arti yg luas, baik mengenai peralatan maupun teknik dalam membuat sebuah foto macro. Karena begitu banyak cara yg digunakan para macromania dari yang sederhana sampai pada tingkatan sangat canggih. Saya hanya ingin berbagi mengenai cara yang biasa saya gunakan dalam merekam objek makro.

Setidaknya ada 4 cara dalam membuat fotomacro berkenaan dengan alat yang dibutuhkan :

1. Lensa Macro

Dari semua alat yang digunakan untuk membuat foto makro boleh jadi inilah yang paling baik dan menghasilkan gambar yang sempurna. Sebagai lensa normal lensa makro dapat berfungsi secara optimal dimana ketajaman, kekontrasan, dan fokus secara manual maupun otomatis berjalan sempurna.
Jika anda ingin mendalami fotografi makro secara serius dan memiliki anggaran yang cukup, ini adalah pilihan terbaik menurut saya. di pasaran ada beberapa pilihan diantaranya adalah :

  • EF-S 60mm F2.8 MU (Macro)
  • EF 50mm f/2.5 Macro
  • MPE 65mm f2.8 1-5x Macro Photo
  • EF 100mm f/2.8 Macro
  • EF 180 f/3.5 Macro L USM
  • EF 100mm f/2.8 L Macro IS

Pilihan lensa diatas tergantung dari kebutuhan dan anggaran dana yang kita miliki, semakin tinggi focal length (ditandai dengan mm) semakin mahal harga sebuah lensa kecuali apabila pembesarannya lebih tinggi seperti MP-E 65 mm / F 2,8 1-5 X.

2. Extension tube

yaitu semacam logam yang memiliki fitting bayonet di kedua ujungnya yang berfungsi sebagai penghubung elektronik dari lensa ke kamera. Alat ini dapat meningkatkan pembesaran tergantung dari berapa kali pembesaran dan berapa banyak alat ini terpasang pada sebuah kamera. Yang perlu diperhatikan adalah semakin banyak gabungan extension tube maka akan semakin lama pula exposurenya sehingga kemampuan mode auto akan berkurang.


3. Flter Close up

Filter ini memiliki tingkat pembesaran yang beragam, dipasaran umum yg ada mulai +1 - + 10 dan dapat dibeli secara terpisah ataupun satu set. Penggunaan filter ini seperti filter2 pada umumnya yaitu direkatkan di bagian depan lensa. Dampak yang timbul dengan penggunaan alat ini adalah akan menurunkan DOF ( dept of field ) atau ruang ketajaman sehingga diperlukan bukaan diafragma kecil. Semakin tinggi tingkat pembesaran maka jarak terhadap objek akan semakin dekat. Yang paling banyak digunakan oleh peminat macrofotografi adalah Raynox DCR 250


4. Reverse Ring

Mungkin alat ini yang paling banyak digunakan para peminat fotomakro, alasan utamanya adalah harga yang terjangkau. Reverse Ring adalah sebuah lingkaran logam dengan fitting bayonet yang berfungsi menyambung bagian muka lensa dengan kamera atau dengan kata lain posisi lensa terbalik dari biasanya. Dengan menggunakan reverse ring otomatis hanya dapat menggunakan mode manual karna merupakan penghubung non elektronik. Hasil yang direkam dengan bantuan alat ini cukup tajam meski DOF cukup sempit.

 



Apa yang perlu diperhaikan dalam membuat foto makro ?

Secara umum hal ini yg menjadi perhatian dalm membuat sebuah foto macro adalah

1. Lighting ( Pencahayaan)

Pencahayaan dalam membut foto macro sangat beragam dan unik, karna para peminat macrofotografi berkreasi dengan caranya masing-masing. saya merangkum setidaknya ada 4 cara yang biasa digunakan oleh para peminat macrofotografi :

A. Cahaya Matahari

Cahaya ini sungguh luar biasa buat saya, murah karena tersedia secara gratis dan sempurna karena penyebaran cahaya ke setiap sudut ruang ketajaman merata.
Saya akan membahas lebih dalam pada pembahasan selanjutnya, tentunya adalah cara yg biasa saya gunakan.

B. Twin light Flash

Yaitu dua buah lensa yg direkatkan didepan lensa, intensitas hanya dapat diatur sehingga dapat menghasilkan cahaya sesuai dengan keinginan kita, yg menjadi kendala mungkin mahalnya alat ini apalagi bila Branded ( merk Nikon dan Canon).


C. Ring Flash

Flash yg berbentuk lingkaran yang melingkari lensa. Hasil pencahayaannya cukup merata meski terkesan kuat. Ring Flash cukup berat sehingga cukup menjadi kendala ketika membuat foto makro, shake seringali tidak terhindarkan karnea beban yang berat. Harga Ring Flash yg branded cukup mahal meski kini telah banyak dijual merk lain yg cukup terjangkau.


D. Flash external di beri diffuser

Penggunaan flash external dengan pemberian diffuser didepannya menjadi perhatian cukup besar bagi peminat foto makro, salah satunya harga diffuser yg terjangkau. Penyebaran cahaya dengan alat ini juga cukup merata dan berbaur dengan cahaya matahari. Hanya saja karena bentuknya yang besar cukup mengganggu bahkan menakuti hewan-hewan kecil yg sensitif terhadap benda asing.

E. Built in Flash dengan snoot + Diffuser.

Mungkin alat ini yang paling terjangkau dan sangat Variatif. Para peminat menggunakan berbagai macam alat yang ada disekitar kita mulai dari kardus bekas odol sampai botol bekas minuman susu anak-anak, yang didalamnya dilapisi alumunium foil dan diberi diffuser di depanya.
Selain murah cahaya yang terlepas dari flash langsung menuju sasaran tembak yg tepat sehingga mengasilkan ketajaman yg sangat baik. Namun bila kita tidak mengatur dengn tepat intenitas cahayanya maka cahaya yg jatuh terasa sangat kuat pada objek. Mungkin kelemahan dari penggunaan alat ini adalah light yg dihasilkan tarasa flat karna cahaya tidak menyebar secara merata

2. Ketajaman

ketajaman menjadi hal mutlak dalam memuat foto makro, percuma saja mendapatkan pembesaran yg maksimal kalau tidak tajam. Ketajaman dipengaruhi banyak factor, yg paling menonjol dan sering kita alami adalah karna guncangan .

3. Fokus

Foto yg tajam diperoleh dari fokus yang tepat, oleh karna itu dalam macrofotografi focus harus didapat seakur mungkin. Dengan foks tg tepat akan menghasilkan gambar yg sempurna.

4. DOF

Foto makro akan menjadi lebih indah apabila penerapan DOF yg tepat kita bisa bayangkan jika foto seekor belalang kecil yg tajam dengan background yg penuh dedaunan (terkesan ramai), mungkin akan sangat mengganggu keindahan foto tersebut. Oleh karna itu terapkan DOF yg tepat untuk menghasilkan BG yg lembut.

5. Komposisi

Jika foto yg kita hasilkan tajam dengan didukung BG yg lembut akan lebih cantik bila kita mengkomposisinya dengan baik. cara mengkomposisi yg termudah adalah dengan menerapkan rule of third. Kita akan semakin trampil mengkomposisi sebuah foto makro dengan melatih terus menerus, dan tidak ada salahnya melihat hasil karya orang lain untuk mencuri idenya.


Baik seperti yang saya tulis di awal saya akan membahas lebih dalam mengenai teknik foto macro cara yang biasa saya gunakan .

Hal –hal yang perlu di persiapkan sebelum kita terjun ke lapangan :

1. Setingan kamera

A. Setting Picture Style di kamera

Karena saya menggunakan Canon maka (ma’af) settingan kamera yang saya tulis di sini adalah settingan kamera Canon.
Ubah menu sebagai berikut :
  • Sharpness : 5-6
  • Contrast : +1
  • Saturation : +2
  • Color Tone : 0
B. Parameter lainnya :
  • Spot Metcring
  • Day Light White Balance
  • Color Space : sRGB
  • Quality : RAW atau JPEG
  • One shot dengan mode continous shooting
  • Manual/Auto focus di lensa
  • Gunakan AV atau TV mode, tergantung aktivitas objek.
2. Perlengkapan pendukung

Perlengkapan pendukung kadang kita abaikan karena kita berfikir kurang atau bahkan tidak perlu padahal buat saya ini cukup penting sebagai bagian untuk menghasilkan foto yang maksimal antara lain:

- Batang kayu kecil
Berfungsi untuk menyingkirkan dedaunan yang tidak terjangkau oleh tangan atau akan mengganggu apabila kita gunakan tangan secara langsung

- Handuk kecil
Rasanya lucu tapi ini penting karena boleh dicoba kita akan sangat berkeringat pada waktu kita membuat foto macro.
Karena kita cukup banyak mengeluarkan energi untuk mengatur irama nafas kita.

Perhatian utama ketika saya membuat foto macro mungkin sama dengan tulisan saya sebelumnya namun kali ini saya akan menjelaskannya lebih teknis dengan menyertakan parameter yang biasa saya gunakan :

1. Lighting

Pilihan saya jatuh pada cahaya matahari, cahaya yang luar biasa hebat buat saya, menyebar secara merata dan favoritnya saya adalah sinar pagi hari karena lembut dan memiliki warna sedikit menguning yang menghasilkan tonal pada gambar yang sempurna.

Yang perlu diperhatikan dalam membuat foto macro dengan lighting sang surya adalah :

A. Arah Cahaya

Jangan sekali-kali melawan cahaya matahari karena kita akan kehilangan detail pada objek selain itu pasti menjadi tidak enak dipandang. Membelakangi matahari adalah posisi terbaik meski tidak salah jika mengatur posisi dari sisi samping.



B. Gunakan Lensa Hood

Penggunaan lensa hood buat saya cukup membantu terutama bila saya mengambil gambar dari arah samping matahari, selain meredam flare yang cukup mengganggu untuk foto macro juga sebagai penghalang debu atau tetesan embun langsung ke bagian depan lensa.

2. Ketajaman & Focus

Saya menggabungkan ketajaman dan focus dalam pembahasan ini karena saling terkait, untuk mendapatkan ketajaman dan focus yang maksimal maka cara yang saya gunakan adalah :

A. Gunakan Spot Metering di kamera, ini sangat membantu untuk menentukan titik focus yang akurat sehingga menghasilkan ketajaman yang maksimal.

B. Gunakan manual focus sebagai prioritas dibanding auto focus. Saya telah mengalami sendiri dengan Manual Focus ketajaman lebih dibanding dengan Auto focus, selain jarak menjadi lebih dekat + 20 Cm (dibanding kita menggunakan auto focus + 30 Cm) yang secara otomatis pembesarannya pun menjadi lebih optimal. Penggunaan Manual focus menjadi syarat mutlak buat saya bila objeknya sangat kecil, yang sangat sulit atau bahkan tidak mungkin menggunakan Auto Focus karena focus tidak tertangkap dengan baik oleh kamera.

3. D O F

DOF (Depth OF Field) atau Ruang Ketajaman menjadi unsur pendukung yang tidak terpisahkan untuk memperindah sebuah foto macro. DOF dipengaruhi beberapa factor diantaranya bukaan diafragma dan jarak lensa ke POI (Point Of Interest), semakin besar nilai Diafragma (F) yang ditandai dengan angka semisal ½,8 atau ¼ maka ruang ketajaman juga akan semakin sempit. Begitupun juga dengan jarak lensa terhadap POI semakin dekat maka ruang ketajaman akan semakin sempit pula.

Hal-hal yang menjadi perhatian saya untuk menentukan nilai F (diafragma) agar dapat menghasilkan DOF yang baik dan ketajaman yang sempurna terhadap objek yaitu :

A. Posisi POI

Bila posisi POI kita ambil (shot) dari sisi samping saya menggunakan F5,6 - 9 dengan jarak sekitar 20 Cm dengan Manual focus atau 30 Cm dengan Auto Focus.


                                                 Ket : F : 7.1 Speed : 125 ISO : 200

 Bila posisi frontal (dari depan ke belakang) maka F yang saya gunakan >11 itupun belum mendapatkan ruang tajam secara merata, kendalanya adalah bila saya menggunakan F>16 maka speed akan sangat rendah dan resiko shake menjadi sangat besar.
                                                        Ket : F : 11 Speed : 80 ISO : 250



B. BG (Back Ground)

BG yang lembut dan warna yg kita nginkan dihasilkan dari penerapan DOF yang tepat, pengalaman saya untuk mendapatkan BG yang lembut maka jarak POI dengan BG harus 1.5 kali lebih jauh dari jarak lensa ke POI
                                      Ket : jarak lensa ke POI 40 Cm sedang POI ke BG 40 Cm

                                    Ket: Jarak lensa ke POI 30 Cm sdangkan jarak POI ke BG 40 Cm


4. Moment

Kehidupan hewan kecil yang sering terabaikan di sekitar kita akan menjadi hal yang mengagumkan apabila terekam pada saat mereka beraktifitas keseharian, seperti makan,minum,kawin bahkan buang kotoran,dan lain-lain.
Foto makro akan memiliki nilai tambah bila dapat menghadirkan sebuah cerita , moment yang tak terduga menjadi incaran pemikat para macromania, semakin langka sebuah moment semakin menarik dan bernilai sebuah foto makro.
Berangkatlah kelapangan untuk hunting pada pagi hari karena itulah saat hewan kecil mulai beraktifitas layaknya manusia, banyak moment yang akan kita dapat pada pagi hari dibanding kita melakukannya pada sore hari.


Contoh Momen-momen Unik :

                                          Kawin.
 

                                          Memangsa :



5. Komposisi

Mungkin ini yang sering terabaikan oleh peminat foto makro, padahal komposisi merupakan unsur yang tak terpisahkan dalam sebuah karya foto termasuk foto Macro.
Dengan kejelian dan ketrampilan mengkomposisi sebuah foto macro maka akan menambah keindahan foto tersebut bahkan lebih dari itu dapat menjadi symbol sebuah cerita dalam foto tersebut.

Contoh komposisi :
 






Sahabat peminat Foto Macro,

Inilah artikel singkat saya yang saya tulis berdasarkan pengalaman saya sebagai peminat Macrophotografi tentu banyak hal yang masih harus saya pelajari karena begitu bayak cara untuk menghasilkan sebuah foto macro yang luar biasa.
Untuk itu saya mohon ma’af apabila dalam tulisan ini ada yang kurang, terutama dalam hal tehnik fotografi yang benar juga mohon ma’af jika bahasa dan tehnik penulisan artikel ini yang kurang ba



Salam Macromania
Andiyan Lutfi
http://www.jakartaphotoclub.com/forum/topic-2876.php

 
 
 

Membuat Antena Parabola Dengan Wajan ( WajanBolic )

      

ANTENA WAJANBOLIC

ketika saya online menggunakan modem saya agak kesulitan sole kebetulan dirumah saya sinyalnya tidak begitu kuat, saya sedikit bingung ketika saya ingin internetan, entak kenapa saya melihat wajan punya ibu di dapur, sehingga saya punya fikiran giman kalau saya buat pemancar parabola dengan wajan, dan dengan ide dadakan itu sya bergegas untuk brosing iternet sehingga ahirnya saya menemukan informasi-informas tentang pembuatan antena Dengan WAJAN. berikut caranya,,,,,,,,

Kenapa disebut WajanBolic?

* Wajan : penggorengan, alat dapur buat masak
* Bolic : parabolic
* WajanBolic : Antena parabolic yg dibuat dari wajan

Karena berasal dari wajan maka kesempurnaannya tidak sebanding dg antenna parabolic yg sesungguhnya. Dalam workshop akan dibuat Antena WajanBolic dengan N Connector dan Pigtail dengan pertimbangan.

Beberapa kekurangan antenna WajanBolic :
Karena berupa solid dish maka pengaruh angin cukup besar sehingga memerlukan mounting ke tower yang cukup kuat


ANTENA 2.4 GHz

Beberapa Contoh Design Antena 2.4 GHz

Kebanyakan antenna homebrew wifi yg ada di internet : antenna yagi, antenna kaleng (tincan antenna), antenna biquad, antenna helix, antenna slotted waveguide. Komponen yg selalu ada dlm design antenna-antena tsb : N-type Connector & pigtail

Konektor : N-type Male, N-type Female, RP TNC Male, RP TNC Female, Pigtail

Ok..!! kita langsung saja ke pembuatan WajanBolic

Persiapan

Peralatan dan bahan yang perlu di siapkan:


BAHAN

1. Wajan diameter 36″ (semakin besar diametr semakin bagus)
2. PVC paralon tipis diameter 3″ 1 meter
3. Doff 3″ (tutup PVC paralon) 2 buah
4. Aluminium foil
5. Baut + mur ukuran 12 atau 14
6. N Connector female
7. kawat tembaga no.3
8. Double tape + lakban

PERALATAN

1. Penggaris
2. Pisau/ Cutter
3. Solder + timah nya
4. Gergaji besi

PERKIRAAN HARGA

Perkiraan harga yang dikeluarkan untuk membeli bahan WajanBolic adalah kurang dari Rp 100.000,-. Bandingkan jikan Anda harus membeli antenna Grid 24db, yang bikinan local saja mencapai Rp 500.000,- lebih dan yang import bisa mencapai Rp 1.000.000,- lebih. Atau membeli antenna grid local yang harga nya Rp 200.000,- sedangkan yang import bisa mencapai Rp 300.000 lebih.

TAHAP PENGERJAAN

1. Siapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
2. Lubangi wajan tepat di tengah wajan tersebut seukuran baut 12 atau 14, cukup satu lubang saja.

Kemudia, ukur diametr wajan, kedalaman wajan dan feeder/ titik focus. Untuk lebih jelas nya silahkan liat gambar di bawah.

Contoh :

Parabolic dish dg D = 70 cm, d = 20 cm maka jarak titik focus dari center dish : F = D^2/(16*d) = 70^2 / (16*20) = 15.3 cm

Pada titik focus tsb dipasang ujung feeder. Untuk mendapatkan gain maksimum.

1. Potong PVC paralon sepanjang 30 cm, kemudian beri tanda untuk jarak feeder nya (daerah bebas aluminium foil). Untuk menentukan panjang feeder nya gunakan rumus di atas.
2. Beri lubang pada bagian paralon untuk meletakkan N Connector, untuk itu gunakan rumus antenna kaleng. Bias di lihat di http://www.saunalahti.fi/elepal/antenna2calc.php
3. Potong kawat tembaga yang sudah disiapkan sesuai dengan ukuran yang didapatkan dari hasil kalkulasi website di atas. Dan solderkan pada N Connector yang telah di siapkan
4. Selanjut nya, bungkus PVC paralon dengan dgn aluminium foil pada daerah selain feeder, klo aluminium foil yang ada tanpa perekat, maka untuk merekatkan nya bisa menggunakan double tape
5. Lalu pasangkan N connector ke PVC Paralon yang telah dilubangi td
6. Pada bagian doff (tutup PVC paralon) yang akan di pasang pada ujung dekat dengan N Connector harus di beri aluminium foil, sedangkan doff yang di pasang pada wajan tidak perlu di beri aluminium foil
7. Dan pasangkan doff tersebut ke PVC paralon
8. Kemudian, wajan yang telah di bolongi tadi dipasangkan dengan doff yang satu nya lagi, sebelum nya doff tersebut dilubangi sesuai dengan ukuran bautyang sudah di siapkan, dan kencangkan secukup nya.
9. Kemudian tinggal pasangkan PVC paralon tadi ke wajan yang sudah di pasang doff.
10. Dan Wajan bolic sudah siap untuk digunakan browsing, atau paling tidak untuk wardriving.
 
Gambar Perangkat WajanBoloc









Lihat Juga gambarnya disini :
http://picasaweb.google.com/gunpwk

Sumber : http://www.himatansi.org/news42-wajanbolic,apa-dan-bagaimana?.html

Baca Juga :
http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Wajanbolic_e-goen








 selamat mencoba dan sukses. 
 

Rabu, 18 Mei 2011

sejarah Fotografi

sejarah Fotografi 

Fotografi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata Yunani yaitu "Fos" : Cahaya dan "Grafo" : Melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan media cahaya. Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera. Tanpa cahaya, tidak ada foto yang bisa dibuat.
Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium pembiasan (selanjutnya disebut lensa).
Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure).
Di era fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO

Kronologi perkembangan fotografi dimulai dengan:

Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicéphore Niépce pada tahun 1826.[1]

Boulevard du Temple, foto Daguerreotype pertama yang dibuat oleh Daguerre pada sekitar tahun 1838-1839

Citra berwarna yang pertama, Maxwell, 1861

Foto berwarna yang pertama dibuat oleh Louis Ducos du Hauron pada tahun 1877.

High speed photography, Muybridge, 1878

Citra hasil pemindaian komputer digital, 1957

BELAJAR BARENG YUUUUUK..........


Mengintip lensa favorit para fotografer landscape


Fotografi landscape merupakan suatu bagian dari teknik fotografi yang memerlukan jam terbang dan banyak berlatih. Dukungan akan lensa yang sesuai juga diperlukan untuk mendapat hasil yang diinginkan. Tidak selamanya landscape itu identik dengan lensa wide, karena ternyata lensa zoom standar atau tele pun bisa memberi hasil foto landscape yang baik bila digunakan dengan tepat. Ingin tahu lensa apa saja yang cocok untuk landscape? Saya mengutip dari situs Outdoor Photographer, berikut adalah artikel soal lensa yang populer untuk landscape dan sekaligus kita intip lensa-lensa favorit yang biasa dipakai oleh para fotografer landscape. Mohon maaf saya copy-paste langsung dan tidak sempat membuat terjemahan bebasnya. ayo kita mulai intib............
Pada intinya, pilihan lensa untuk foto apapun didasarkan pada visi fotografer, tentang bagaimana dia "melihat" subjek dan gambar akhir. Lensa wide-angle mengambil sudut pandang yang luas, dan elemen individual scene relatif kecil. Telephotos nol di atas sebagian kecil jauh dari TKP, menekan unsur-unsur, dan elemen individual jauh lebih besar di gambar. Pada dasarnya, pilihan lensa turun ke memilih panjang fokus yang membingkai gambar seperti yang Anda inginkan dari posisi kamera telah Anda pilih untuk topik yang Anda sedang memotret. Yang mengatakan, apa lensa terbaik untuk lanskap? Kami mengasumsikan di sini bahwa Anda menggunakan SLR 35mm atau digital; format yang berbeda (medium-format, tampilan kamera, dll) memerlukan panjang fokus yang berbeda dalam milimeter untuk menghasilkan efek tertentu.



Wide-Angle Zooms
Wide-sudut adalah pilihan yang besar ketika Anda ingin menampilkan hamparan luas atau kedalaman besar dengan bergerak dekat dengan subjek menonjol sementara memiliki sudut pandang cukup luas untuk mencakup beberapa dari lingkungan sekitarnya. Pada pengaturan jarak dan kecepatan rana, lensa sudut lebar akan menghasilkan lebih mendalam tentang lapangan dari lensa lagi. Itu beruntung karena bukaan sangat kecil yang dihasilkan ketika Anda berhenti menuruni-short focal-length banyak menghasilkan cukup sedikit difraksi, yang mengurangi ketajaman. (Ketika Anda berhenti lensa ke bawah, kedalaman lapangan meningkat, tetapi menurun resolusi secara keseluruhan.)
Populer wide-angle zoom lanskap mencakup:
  • Canon EF 16-35mm ƒ/2.8L II USM
  • Nikon AF-S DX Zoom Nikkor 12-24mm ƒ/4G
  • Olympus Zuiko Digital 14-35mm ƒ/2.0 SWD
  • Pentax smc DA 12-24mm ƒ/4.0 AL
  • Sigma 10-20mm ƒ/4-5.6 EX DC
  • Sony Carl Zeiss Vario-Sonar T* 16-35mm ƒ/2.8
  • Tamron 10-24mm F/3.5-4.5 Di-II
  • Tokina AT-X PRO DX AF 11-16mm ƒ/2.8
Midrange Zooms
Membesarkan Midrange pergi dari sudut lebar melalui "normal " panjang fokus dan menjadi tele pendek. Mereka pilihan yang baik untuk pemandangan umum, mampu menangani pemandangan luas atau mengarahkan perhatian pemirsa untuk rincian spesifik dalam sebuah adegan.
Membesarkan midrange lanskap Populer meliputi:
  • Canon EF 24-105mm ƒ/4L IS USM
  • Nikon AF-S DX Zoom-Nikkor 17-55mm ƒ/2.8G
  • Olympus Zuiko Digital 12-60mm ƒ/2.8-4.0 SWD
  • Pentax smc 16-50mm ƒ/2.8 SDM
  • Sigma 17-70mm ƒ/2.8-4.5 DC Macro HSM
  • Sony Carl Zeiss Vario-Sonnar T* 24-70mm ƒ/2.8
  • Tamron 28-75mm F/2.8 XR Di LD
  • Tokina PRO DX 16-50mm ƒ/2.8  

Tele-Zooms
Membesarkan tele adalah pilihan yang bagus ketika anda ingin membidik pada sebuah objek yang jauh Anda tidak bisa mendekati erat karena penghalang dataran atau lainnya, atau ketika Anda ingin perspektif terkompresi.
Populer tele-zoom lanskap termasuk:
  • Canon EF 70-200mm ƒ/2.8L IS USM
  • Nikon AF-S VR Zoom Nikkor 70-200mm ƒ/2.8G
  • Olympus 50-200mm ƒ/2.8-3.5 SWD
  • Pentax smc 60-250mm ƒ/4.0 SDM
  • Sigma 18-200mm ƒ/3.5-6.3 DC OS HSM
  • Sony 70-200mm ƒ/2.8G
  • Tamron AF18-270mm F/3.5-6.3 Di-II VC
  • Tokina DX 50-135mm ƒ/2.8
     

Apa yang membuat sebuah lensa wide-angle? Atau tele? Format dengan yang ini digunakan. Lensa 28mm pada SLR 35mm adalah sudut-lebar. Dibutuhkan dalam sudut pandang 75 º, lebih dari 46 º sudut pandang 50mm format itu lensa "normal". Pasang lensa 28mm yang sama pada D-SLR dengan sensor APS-C, yang jauh lebih kecil daripada frame 35mm gambar penuh, dan itu tidak lagi "wide-angle" - sensor yang lebih kecil "melihat " jauh lebih sedikit dari gambar yang dihasilkan oleh lensa, cropping gambar ke sekitar daerah yang diambil oleh lensa "normal" di SLR 35mm. Letakkan lensa 28mm pada kamera digital kompak, dengan sensor mungil banyak, dan itu menjadi "tele," setara dengan mungkin 157mm pada kamera 35mm.
   :
Kebetulan, benar "tele" lensa menggunakan desain tertentu dimana focal length lebih panjang dari panjang fisik lensa '. Tapi fotografer memiliki kebiasaan merujuk pada semua lensa lama sebagai "telephotos," dan dari sudut pandang praktis, itu baik. Hanya saja tidak selalu akurat secara teknis.
 
Don Gale (www.photographybydon.com) menyukai pistol besar kompak: dengan Tamron AF18-270mm F/3.5-6.3 Di-II VC LD lebar-untuk-tele-zoom. "Ini jangkauan zoom benar-benar menakjubkan," katanya. "Saya menembak dengan kamera dengan sensor APS-C yang lebih kecil, dan dengan bayi ini, aku dapat mulai lebar-benar-benar lebar dan zoom semua jalan melalui dan berakhir dengan sebuah tembakan, luar biasa panjang ketat di 270mm . Rasanya menyenangkan untuk mengetahui bahwa satu lensa mungkin semua saya butuhkan selama satu hari pengambilan gambar. "
John Ishak (www.johnisaac.com) menyukai ƒ/2.8-3.5 50-200mm ED SWD Olympus Zuiko zoom. "Saya menyukai tampilan lanskap kompresi ketika menggunakan focal length yang panjang," ia menjelaskan. "Dibandingkan dengan format 35mm, format Four Thirds ganda panjang focal, sehingga lensa ini seperti 100-400mm pada kamera 35mm. Saat ini ketika saya menggunakan E-3 body kamera yang memiliki built-in stabilizer, aku menembak hampir semua tanpa tripod atau monopod. Ini adalah suatu plus bagi saya, karena saya melakukan perjalanan seperti cahaya. "
 
 
 

Kerrick James (www.agpix.com / kerrickjames) menyukai Pentax nya DA 12-24mm ƒ/4.0 ED AL (IF) zoom. "Ini memiliki jangkauan yang luar biasa dari sudut pandang dan kedalaman sangat baik lapangan, mempertahankan resolusi halus ketika berhenti turun dan desain (non-ikan-mata) bujursangkar," katanya. "Ini juga cukup ringan, menjadi seorang f / 4, dan mudah dibawa di jalan. Itu selalu di tas saya, bersama dengan sebuah polarizer melingkar tipis. "
Sony Artisan dari Citra Andy Katz (www.andykatzphotography.com) memiliki dua lensa lanskap favorit: "The Zeiss Vario-Sonnar T * 16-35mm lensa ƒ/2.8 adalah lensa lansekap sempurna. Pada 16mm, Anda mendapatkan blazingly super tajam-wide-angle dengan koreksi distorsi luar biasa. Saya tidak pernah menggunakan-panjang tetap fokus lensa wide-angle setajam zoom ini. Lensa lain favorit saya bahwa saya tidak bisa hidup tanpa adalah ƒ/4.5-5.6 70-400mm. Menjadi fotografer / perjalanan lanskap, berat badan merupakan masalah besar. 70-400mm sangat ringan dan serbaguna bahwa aku tidak akan pernah bepergian tanpa lagi. Ini menyenangkan untuk memiliki berbagai focal length tanpa mengorbankan ketajaman. Ini semua-dalam-satu, paket kecil dan benar-benar ideal untuk hiking. "
 
Steve Kozak (www.stevekozak.com) menyukai dua cepat membesarkan Tamron lebar, SP AF17-50mm f/2.8 Di-II dan SP AF28-75mm f/2.8 XR Di. "Aku ingin mendapatkan hak di tengah-tengah dan bukan menembak dari jauh," ia menjelaskan. "Berat adalah suatu masalah ketika hiking ke medan tangguh, tapi begitu juga kecepatan lensa. Kedua ƒ/2.8s memenuhi kedua kebutuhan indah. "Meminta OP kolumnis Bob Krist (www.bobkrist.com), "Apakah saya harus memilih hanya satu? Aku benar-benar tidak memiliki satu lensa lansekap favorit. Saya menggunakan ketiga saya lensa untuk landscape: AF-S DX 12-24mm f / 4, AF-S DX 17-55mm ƒ/2.8G dan AF-S 70-200mm VR Zoom-ƒ/2.8G Nikkors. Saya menemukan bahwa lanskap bervariasi sehingga banyak yang satu lensa tidak melakukannya. "
Stephen Lang
(www.stephenlangphotography.com) menggunakan sejumlah lensa Sigma untuk lanskap, termasuk ƒ/2.8 II 70-200mm EX DG, 12-24mm dan 15mm EX ƒ/4.5-5.6 fisheye full-frame. Tapi favoritnya adalah ƒ/2.8-4.5 Sigma 17-70mm DC. "Saya melakukan banyak tembakan panjang-paparan pemandangan laut daripada pemandangan tradisional," ia menjelaskan. "The 17-70mm memberi saya benar-benar baik pilihan focal-length. Aku bisa dekat dengan garis pantai ketika saya melakukan ini, dan tidak hanya bisa saya dapatkan garis pantai ketika aku inginkan, tetapi juga cakrawala dengan kejelasan besar dan ruang saya ingin menunjukkan. "
Olympus visioner Michael Lewis (www.michaellewisfoto.com) mengatakan, "saya menggunakan Olympus Zuiko Digital 12-60mm untuk sebagian besar pekerjaan lanskap saya. Setara 35mm 24mm cukup lebar untuk pemandangan paling, kemampuan untuk zoom ke 120mm dan ukuran dan berat membuat lensa ini yang saya biasanya ambil untuk berjalan kaki, naik sepeda atau menembak lanskap berdedikasi foto. "
William Neill (www.williamneillphotography.com) lebih suka nya Canon zoom: "lensa favorit saya untuk lanskap adalah saya Canon EF 70-200mm zoom. Sederhananya, saya suka mengisolasi rincian dan menghilangkan gangguan. "

Moose Peterson (www.moosepeterson.com) mengatakan, "Saat ini, lensa favorit saya lansekap adalah Nikon 24mm ƒ/3.5D ED dan ƒ/2.8D 45mm ED PC-E Nikkors karena mereka yang tajam dan bila diperlukan memiliki PC [tilt-shift perspektif kontrol] atribut. "
Carol Polich mengambil nya Sigma 10-20mm EX DC ƒ/4-5.6 zoom. "Itu salah satu lensa favorit saya untuk menangkap ruang lingkup luas dan bentang alam," katanya. "Tidak hanya apakah Anda merasa dikelilingi dalam batuan, air dan pohon-pohon yang dicakup oleh langit yang luar biasa, tetapi Anda dapat mengarah ke inti dari lingkungan dengan subjek foreground."
Julie Tambang (www.photoquarry.com) suka nya Pentax DA 12-24mm ƒ/4.0 ED AL (IF) zoom dan ƒ/3.5-4.5 10-17mm ED (IF) membesarkan ikan-mata. "Aku juga, seperti Kerrick, cinta DA 12-24mm, namun, saya menemukan kegembiraan besar bekerja dengan mata-ikan DA 10-17mm untuk beberapa gambar yang tidak biasa," jelasnya. "Beberapa lanskap memiliki kualitas linier biasa yang cocok untuk efek ikan-mata full-frame. Dua contoh mencolok saya menembak baru-baru ini adalah dataran garam dari Badwater di Death Valley dan Rainbow Bridge di Lake Powell. Mengisi frame dengan lensa superwide seperti ini hampir membutuhkan bentuk lahan benar-benar khas seperti lengkungan. Ini bukan lensa lansekap klasik Anda, tetapi Anda dapat memiliki banyak menyenangkan berpikir di luar kotak fokus! "
Seni Wolfe (www.artwolfe.com) menyukai Canon EF 16-35mm ƒ/2.8 II: "Aku beralih ke 16-35mm II paling sering," katanya. "Ketika saya harus menulis dengan cepat, menggabungkan elemen-elemen foreground yang kuat, rentang focal sangat ideal. Ini juga lebar-sudut tajam dari Canon zoom sejauh ini. "

Ket: Pencerahan Ini sya Ambil Dari beberapa situs Yang Saya baca.
        
Bisa di lihat dan di Klik Langsung untuk lebih jelasnya...Translide ke bhs indonesia biar bisa gampang di baca. semoga bermanfaat.